A. Efek Tyndal
1. a) Efek Tyndal.
b) Tidak menghamburkan cahaya (tidak ada jejak).
c) Menghamburkan cahaya (akan terlihat jejak).
d) Efek Tyndal (Penghamburan cahaya).
e) # Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu.
# Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.
B. Gerak Brown
1. Gerak brown.
2. Adanya tumbukan-tumbukan partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang bertumbuk akan terlontar, begitu seterusnya.
3. Larutan sejati tidak ada.
Suspensi tidak ada karena ukuran partikel terdispersi sangat besar, dan adanya partikel pendispersi yang menabrak tidak menyebabkan partikel terdispersi bergerak, dan juga partikel terdispersi banyak di pengaruhi oleh gravitasi sehingga partikel terdispersi bergerak kebawah dan membentuk endapan.
C. Koagulasi Koloid
1. Koagulasi koloid.
2. Penyebab terjadinya koagulasi sitem koloid ialah peristiwa mekanis/kimia ( pemanasan/ pendinginan), pencampuran koloid yang berbeda (sol Fe(OH)3 dengan sol As2S3), dan adanya penambahan elektrolit.
3. Koloid mengalami koagulasi pada penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut:
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik-menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat koagulasi.
4. a) Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat
(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur
dengan elektrolit dalam air laut.
b) Pada pembuatan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai dihancurkan
sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudi, ditambahkan
larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga
protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
D. Muatan Koloid
1. Muatan koloid tergantung dari jenis ion yang menempel pada koloid tersebut, jika ion yang menempel bermuatan positif maka koloid tersebut akan menjadi bermuatan positif dan begitu pula sebaliknya.
2. Karena adanya tumbukan antara partikel yang berbeda yang menyebabkan salah satunya akan terlempar, seperti pada proses gerak brown yang dari tumbukan itu akan ada yang terlontar dan dari lontaran tersebut terjadi tumbukan seseama jenis yang membuatnya stabil.
3. Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya, jika koloid menyerap ion-ion bermuatan kemudian ion-ion tersebut menempel pada permukaanya partikel koloid menjadi bermuatan.
E. Koloid Pelindung
· Fungsinya:
Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil.
· Cara kerjanya:
Koloid ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tak dapat lagi mengelompok.
· Contoh:
Pada pembuatan es krim ditambahkan gelatin untuk mencegah pengelompokan besar antara gula dan es.
Cat dan tinta.
F. Dialisis
· Menghilangkan ion-ion yang tidak perlu didalam suatu larutan koloid.
· Cara pemurniannya:
Sistem koloid ini dimasukkan kedalam suatu kantong koloid yang terbuat dari selaput semipermeable. Kemudian dimasukkan kedalam bejana yang berisi air yang mengalir. Kemudian ion-ion itu keluar dari dalam kantong koloid itu bersama air mengalir.
· Contohnya:
Pemisahan hasil-hasil metabolism oleh darah di dalam ginjal.
G. Koloid Liofob dan Koloid Liofil
1) Koloid liofob dengan koloid liofil memiliki perbedaan yaitu:
· Koloid liofob yaitu, jika gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dengan mediumnya tidak ada atau sangat lemah & memiliki kestabilan rendah.
· Koloid liofil yaitu, apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya.
Adapun perbandingan sifat koloid liofob dan liofil adalah sebagai berikut.
No | Sifat | Sol Liofil | Sol Liofob |
1 | Daya absorbs terhadap medium | Kuat, mudah mengabsorbsi, sehingga ukuran partikelnya dapat semakin besar. | Tidak mengabsorbsi mediumnya. |
2 | Efek Tyndal | Kurang jelas. | Sangat jelas. |
3 | Viskositas | Lebih besar daripada mediumnya. | Hampir sama dengan mediumnya. |
4 | Koagulasi | Sukar terkoagulasi. | Mudah terkoagulasi. |
5 | Lain-lain | Bersifat reversibel. | Irreversibel. |
6 | Contoh | Sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin. | Sol logam, darah, sol Fe(OH)3, sol sulfide. |
2) Karena koloid liofil memiliki/ terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Adapun liofil ini juga suka terhadap cairan, dimana hal ini berarti koloid liofil memiliki 2 fase sehingga antara zat terdispersi dan pendispersi akan membentuk koloid yang stabil. Sedangkan, koloid liofob memiliki gaya tarik-menarik tidak ada atau sangat rendah. Dan koloid liofob tidak suka cairan yang mengakibatkan koloid liofob memiliki kestabilan yang kurang.
3) Contoh koloid liofob, yaitu sol logam, darah , sol Fe(OH)3, sol sulfida.
Contoh koloid liofil, yaitu sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
KELAS XI IPA 3
0 komentar:
Posting Komentar