MAJAS-MAJAS
A. Majas Perbandingan
NO | JENIS-JENIS MAJAS | CONTOH |
1 | Personifikasi | 1. Pohon kelapa melambai menyambut angin semilir yang datang. 2. Sayup-sayup terdengar suara dedaunan yang berdesah. 3. Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah. 4. Tengoklah angin yang berhamburan ke sana kemari. 5. Burung-burung bernyanyi dipagi hari. 6. Sang surya menyapaku dikala itu. 7. Angin dingin memelukku pada saat itu. 8. Hawa dingin menghampiri dikala tidur nyenyakku. 9. Hujan itu menari-menari di atas genting. 10. Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing. 11. Awan menari-nari di angkasa. 12. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami. 13. Kata-katanya tajam seperti mata pisau 14. Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai. 15.Bulan menangis menyaksikan manusia saling bunuh. 16.Daun-daun memuji angin yang telah menyapanya. 17. Bunga ros menjaga dirinya dengan duri. |
2 | Eufemisme | 1. Adikku itu pintar namun tidak naik kelas. 2. Kamarnya itu sangat rapi seperti kapal pecah. 3. Tulisanmu bagus seperti cakar ayam. 4. Kamu rajin tapi tak ada pekerjaan yang bias kamu selesaikan. 5. Tanganmu halus seperti sikat. 6. Kamu itu ganteng tapi tidak laku-laku. 7. Ototmu besar tetapi mengangkat itu saja tidak bisa. 8. Orang itu kreatif tapi tidak dapat merealisasikan ide-idenya. 9. Kawanku itu cantik tetapi galaknya minta ampun. 10. Saat berpidato dia rajanya, tetapi saat membaca puisi cinta sangat gugup. 11. Anak ibu lamban menerima pelajaran. 12. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM (kenaikan harga). 13. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya (mem-PHK). 14. Tunasusila sebagai pengganti pelacur. |
3 | Alegori | 1. Banjir yang terjadi kemarin pagi membuat hatiku pilu. 2. Peperangan yang terjadi waktu itu membuat batinku bergejolak. 3. Kancil dan buaya. 4. Anjing dan kucing. 5. Cerita Adam dan Hawa 6. Kelinci dan kura-kura. 7. Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman. 8. Hati-hatilah kamu dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang. 9. Apabila suami-istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahtera, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan. |
4 | Pras Prototo | 1. Dia mendatangi pintu demi pintu mengharapkan belas kasihan pemilik rumah. 2. Orang itu tidak tampak batang hidungnya. 3. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 4. Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu. 5. Setiap kepala dikenakan biaya. 6. Dia membeli dua ekor ayam. |
5 | Litotes | 1. Mampirlah ke gubukku! (padahal rumahnya besar dan mewah). 2. Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan bagi generasi bangsaku. 3. Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja. 4. Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini? 5. Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu. 6. Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini. 7. Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri. 8. Sumbanganku ini hanya merupakan setitik air dalam samudera yang luas. |
6 | Metafora | 1. Jantung hatinya hilang tiada berita. 2. Raja siang 3. Kambing hitam. 4. Perahu itu menggergaji ombak. 5. Dia dianggap anak emas majikannya. 6. Perpustakaan adalah gudang ilmu. 7. Aku adalah angin yang kembara. 8. Bumi itu perempuan jalang. 9. Tuhan adalah warga Negara yang paling modern. |
7 | Metonimia | 1. Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah. 2. Pena lebih berbahaya dari pedang. 3. Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokokgudang garam) 4. Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api) 5. Raja mempertahankan mahkotanya dengan pedang dan tangan besi. 6. Parker jauh lebih mahal daripada pilot. 7. Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang. 8. Coba buka H.B.Jassin halaman 23. 9. Kemarin ayah pergi ke Singapura naik garuda. 10. Dengan meminum aqua sebanyak 11 gelas perhari, maka kebutuhan cairan tubuh terpenuhi. |
8 | Simbolik | 1. Keduanya hanya cinta monyet. 2. Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian. 3. Melati, lambang kesucianTeratai, lambang pengabdian. |
9 | Simile | 1. Bedanya seperti langit dan bumi. 2. Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam. 3. Kikirnya seperti kepiting batu. 4. Mukanya merah laksana kepiting rebus. |
10 | Sinekdok tolen proparter | 1. Indonesia menang dalam perebutan piala Thomas yang diwakili oleh Sony Dwi Kuncoro. 2. Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSI Harimau. 3. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia berakhir dengan kemenangan Indonesia. 4. Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07. 5. Indonesia akan memilih idolanya malam nanti. 6. Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia. 7. Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup 8. Desa itu diserang muntaber. |
11 | Tautologi | 1. Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan. 2. Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja. 3. Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara. 4. Apa maksud dan tujuannya datang ke mari? 5. Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku. |
12 | Paradok | 1. Dia besar tetapi nyalinya kecil. 2. Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini. 3. Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini. 4. Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati. |
13 | Pleonasme | 1. Darah merah membasahi baju dan tubuhnya. 2. Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah. 3. Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat. 4. Capek mulut saya berbicara. 5. Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh. 6. Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya. 7. Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. |
14 | Repetisi | 1. Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap. 2. Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa. 3. Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya. Terlalu banyak masalah yang dihadapinya. Terlalu banyak. |
15 | Asosiasi | 1. Semangatnya keras bagaikan baja. 2. Mukanya pucat bagai mayat. 3. Wajahnya bagai bulan purnama |
16 | Hiperbola | 1. Kita berjuang sampai titik darah penghabisan. 2. Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional. 3. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku. 4. Suaranya menggelegar membelah angkasa. 5. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang. 6. Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia. 7. Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya. 8. Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya. 9. Berbulan bulan dia duduk merenung. 10. Ya Tuhan.. sepi sekali, kayak kuburan aja kota ini. |
B. Majas Sindiran
NO | JENIS-JENIS MAJAS | CONTOH |
1 | Ironi | 1. Coret-coret di meja itu bagus sekali (jelek). 2. Manis sekali kopi ini, gula mahal ya? 3. Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai. 4. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat! 5. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas. 6. Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam. 7. Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca. 8. Bagus benar rapormu Bar, banyak angka merahnya. 9. Rajin sekali kamu, lima hari kamu tidak masuk sekolah. |
2 | Sinisme | 1. Itulah yang dinamakan bekerja. 2. Sungguh harum benar baumu pagi ini. 3. Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya! 4. Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu. 5. Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu. 6. Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung. 7. Perkataanmu tadi sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu! 8. Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu! |
3 | Sarkasme | 1. Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga. 2. Mulut harimau kau! 3. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol). 4. Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu! 5. Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus! 6. Kau memang benar-benar bajingan. 7. Tidurnya saja sehari-hari seperti babi. 8. Kamu ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang. |
4 | Satire | 1. Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya! 2. Jemu aku dengan bicaramu. Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana Budak kurus pengangkut sampah |
0 komentar:
Posting Komentar